Tuesday, 24 November 2009

Punah Rasa Cintaku akan Negerimu

Malam ini kembali debat merajai TV
Tiap kata meluncur dari bibir nyinyir..
Bau anyir...

Apa yang dibicarakan layaknya sebuah dialog cerita drama
Judulnya "Rakyat Harus sengasara dan tak usah tahu apa-apa"

Kini semakin enggan merenungi nasib bangsaku sendiri.
Sudah muak aku untuk coba menelisik apa yang terjadi..
Semua tak bisa dipercaya, pasti ada maksud dan tujuannya...
Kepentingan diri sendiri dan golongan pasti akan dikedepankan...
Cih, Demokrasi katanya...

Punah kawan...
Semangatmu pada saat sumpah pemuda waktu itu...
Mungkin aku tak lagi ingin gunakan bahasamu, terlalu priyayi dan hanya milik petinggi.
Aku ingin berkata pakai bahasa rakyatmu, bahasa cacian dan bahasa ratapan akan kemiskinan..
Mungkin aku tak bertanah air satu,kawan..
Karena tanah air satu itu terasa panas untuk diinjak dan airnya terlalu pait untuk dikulum..
Aku kira-kira juga enggan berbangsa satu,kawan..
Karena bangsa yang dulu kau dan aku anggap pernah ada sekarang hanya milik segerombol bajingan..
Dan aku cuma berdiri di pojok angkringan bangsamu..
Punah, aku sudah jijik...

Bukan, bukan aku marah padamu kawan...
Aku hanya bosan dan jengah dengan semua yang terjadi...


Punah kawan...
Rasa cintaku akan negerimu...

"Terkapar aku dibawah rembulan"

Jeritan dari pemuda untuk kawan lama...

No comments:

Post a Comment