Tuesday 19 May 2009

Perlukah pendidikan seks bagi siswa?

Kehidupan seks saat ini sudah tidak menjadi hal yang tabu dalam kehidupan masyarakat. Hampir setiap hari kita dapat menemukan konten-konten seksual yang beredar luas di media. Dan yang memprihatinkan pengakses konten-konten tersebut bukan hanya orang dewasa namun juga anak-anak yang masih belum cukup umur.

Kita mengetahui bahwa masa anak-anak sampai remaja adalah masa meniru yang luar biasa. Apa yang dilihat oleh anak-anak akan serta-merta ia kerjakan bila hal tersebut menarik perhatiannya. Bila menilik hal ini, kemudahan pengaksesan informasi seksual akan mengakibatkan anak-anak tertarik untuk coba-coba.

Mungkin bagi sebagian besar tenaga pendidik, keberadaan pendidikan sex untuk siswa masih menjadi perdebatan. Namun bila di tilik dari kondisi sosial masyarakat pada saat ini, mungkin pendidikan sex perlu untuk dilakukan. Perlu digaris bawahi bahwa pendidikan sex disini bukan untuk mengajari bagaimana melakukan sex yang baik dan sebagainya, namun memberikan informasi kepada siswa mengenai batasan-batasan dan penataan moral terhadap siswa.

Selain itu juga, penyebaran virus-virus kelamin yang dialami oleh sebagian besar generasi muda dapat dijadikan alasan agar siswa yang masih belum tahu bahaya akan freesex dapat menghindari hal tersebut. Di dalam dunia pendidikan, tingkat perubahan perilaku merupakan output utama dari proses pendidikan. Diharapkan dengan adanya pendidikan seks bagi siswa maka akan dapat memberikan informasi dan mengubah moral siswa menjadi lebih baik.

Pernahkah anda berpikir? Bahwa mungkin siswa anda telah mengalami pelecehan seksual oleh teman maupun orang lain dan ia tidak tahu. Hal ini mungkin saja terjadi di masyarakat, karena terkadang ada siswa yang masih belum tahu batasan mengenai mana "candaan" yang mengarah pada pelecehan seksual. Untuk itu perlu adanya suatu mekanisme yang menerangkan kepada siswa mengenai informasi seks.

Perlu diketahui semakin hal yang tabu itu disimpan dan ditutup rapat-rapat. Semakin menarik minat pemuda untuk mencari tahu secara sendiri. Dan disanalah peran pendidik, sebagai kepanjangan dari orang tua untuk mendampingi dan menghantarkan siswa menjadi pribadi yang lebih baik.

=============================================

Banyakin tidur, banyakin ngopi

2 comments:

  1. Yang paling pas adalah pendidikan moral dan agama lebih diberi ruang dan jam di sekolah. Blokir besar-besaran web-web pornografi serta film2 yang melecehkan dunia pendidikan! Selamatkan anak bangsa

    ReplyDelete
  2. @saipul arifin: setuju banget... Pendidikan moral. Itu memang sudah seharusnya dilakukan. Guru sebagai tenaga pendidik sudah semestinya menyisipkan moral2 kehidupan di sela2 pengajaran. Guru sebagai PENDIDIK bukan cuma PENGAJAR. Dengan pendidikan moral pasti akan memberi dampak positif untuk mengurangi dampak pornografi freesex di kalangan siswa...

    ReplyDelete