Thursday, 2 September 2010

Pak/Bu, Otak Kanan (kreativitas) Juga Penting untuk Diasah

Manusia diciptakan begitu sempurna. Satu-satunya makhuk fisik tuhan yang diberkahi akal. Dan kelebihan itu dirupakan dalam bentuk prosesor yang begitu luar biasa, begitu kompleks, kelebihan itu adalah otak manusia. Desain otak manusia begitu otentik dan unik serta hanya ALLAH yang mampu menciptanya. Kita tidak perlu membayangkan pada tahun berapa manusia mampu menciptakan OTAk buatan. Karena hal itu pasti tidak mungkin bisa dibuat oleh manusia. Walaupun nanti akan tercipta teknologi nano yang mampu menyimpan kapasitas data bermilyar2 byte. Serta tercipta prosesor yang sangat canggih. Pasti kesempurnaan desain otak tidak akan dapat diduplikasi. Mendekatinya, mungkin bisa... tapi susah... hehe
Bisa dibayangkan bagaimana luarbiasanya tuhan menciptakan lapisan-lapisan penyimpaan memory di setiap lipatan-lipatan kumpulan daging dan syaraf di lobus.
Sayangnya, seringkali kita tidak bisa mengoptimalkan potensi luar biasa tersebut. Khususnya dunia pendidikan kita. Dunia pendidikan formal di Indonesia, umumnya masih mementingkan pengembangan kemampuan kognitif (hapalan dan pemahaman) saja. Atau lebih tepatnya dari kita hanya memberikan "fitness" atau pekerjaan yang keras kepada otak sebelah kiri. Sedangkan pengembangan otak sebelah kanan, yang menyangkut kreativitas. Terabaikan...
Padahal menurut pendapat saya, dengan kemampuan kreativitas yang tinggi. Manusia-manusia hasil didikan dari sekolah. Akan lebih dapat berguna jika memiliki kreativitas. Siswa-siswa tidak hanya mahir berteorema belaka. Mengoceh dan menghapal tentang hukum fisika, matematika, komputer, dan mata pelajaran lain. Tetapi ketika mereka keluar dari institusi, mereka sama sekali tidak mampu mengaplikasikan ilmu. Karena kreativitas mereka minim.
Oleh karena itu, para pendidik yang terhormat. Sudah selayaknya anda juga memikirkan tentang bagaiman pembelajaran yang bukan hanya menyampaikan teorema dan menuntut siswa paham. Namun juga mengadakan pembelajaran yang mampu untuk mengembangkan jiwa kreativitas siswa.
Dan pada akhirnya hasil output dunia pendidikan adalah orang-orang kreatif yang siap membangun bangsa dan negara dengan ide kreatif mereka. Bukan hanya menciptakan manusia-manusia teoritik yang kerap beradu argumen tanpa isi.

Creative learning... Let's do it now...
================================================= kurangin tidur banyakin ngopi

3 comments:

  1. Kata orang, dunia pendidikan di negeri ini cuma mengenal satu metode pembelajaran, yakni metode membeo, apa yang diterangkan guru, itulah yang dihapal sang murid he he he...
    Kurikulum pendidikan kita juga agaknya kurang mengarahkan siswa untuk kreatif.
    Selamat idul fitri sobat, mohon maaf lahir batin

    ReplyDelete
  2. Murid robot yg hny bergerak jika ada "Battere" dari guru. Hnya berpikir jika ada PR dan nggak mau tau dg perkembangan teknologi baru. PasiiFF mode : ON
    Kebayakan guru di Indonesia adlh "kurikulum" tua hasil tempaan D3 ataupun S1 abal abal (bukan bermksud menjelekkan iki).
    Semoga Indonesia bisa lebih baik lagi.
    SugenG riyadiN WarKOp IT

    ReplyDelete
  3. wah. komentarnya pedas dan mantab2 ini. Seperti sayur ketupat lebaran kemarin. Ya memang tidak bisa dipungkiri memang kenyataan seperti itu. Pendidikan kita terlalu melenakan pemikiran kreatif untuk anak2 didik....
    Oleh karena, itu harus melakukan perubahan sedikit demi sedikit dan sekarang juga...

    Mohon maaf lahir batin untuk pak Arus dan Welding is Beautifull...
    Warkop IT juga tidak keberatan untuk menerima angpau... hehe

    ReplyDelete